kontributor :
Eka Karlina
Indra Fibiona
Julizul Afdal H.
Muhammad Solihin
Noor Edi Winata
Tree Setiawan P.
Pendahuluan
Organisasi Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan atau Bapedalda dibentuk seiring dengan
meningkatnya pembangunan yang akan
menimbulkan dampak semakin besar dan memerlukan pengendalian sehingga
pembangunan dapat dilaksanakan secara berkelanjutan. Bapedalda kota Palembang
memiliki visi dan misi, visi Pengelolaan Lingkungan Kota Palembang Secara
Terintegrasi Menuju Kota Berwawasan Lingkungan, sedangkan misi Bapedalda Palembang yaitu Meningkatkan
Kualitas Pengelolaan Lingkungan.
Permasalahan
Kurangnya SDM dan
tenaga ahli dalam melakukan identifikasi terhadap masalah lingkungan mengakibatkan capaian Bapedalda belum dapat
maksimal. Lalu bagaimana langkah strategis yang harus ditempuh Bapedalda untuk
bisa lebih maksimal dalam menangani masalah lingkungan?
Analisis
SWOT
Analisis Strength, Weasknesses, Opportunity and
Threats (SWOT) merupakan alat yang
dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran situasi strategis dari seunit
Unit Organisasi
. Analisis ini didasarkan pada prinsip
strategi yang menghasilkan keserasian
antara kemampuan internal yang berupa kekuatan dan kelemahan dengan situasi eksternal yang berupa peluang
dan ancaman. Kekuatan (Strenght) organisasi merupakan segala
sesuatu yang menjadikan organisasi tersebut memiliki kemampuan
untuk melakukan kewajibannya dengan baik sehingga tujuan bisa tercapai. Peluang (Opportunity)
merupakan segala sesuatu
yang berada di luar
organisasi yang memiliki potensi untuk meningkatkan produktifitas ataupun performa organisasi
sehingga tujuan bisa
tercapai. Kelemahan (Weaknesses) Organisasi adalah segala sesuatu (berada di dalam organisasi)
yang menyebabkan Organisasi macet
ataupun pincang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
sehingga tujuan tidak tercapai
dengan maksimal. Ancaman
(Threats) merupakan segala sesuatu bersumber diluar organisasi
yang menyebabkan Organisasi macet
ataupun pincang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya
sehingga tujuan tidak tercapai
dengan maksimal (Bryson, 2008). Melihat organisasi Bapedalda Kota
Palembang, maka hasli anaslisis SWOT yang dihasilkan adalah sebagai berikut.
Strenght
a.
Tingkat pendidikan SDM tinggi
Hal ini ditunjukkan dengan
prosentase jumlah pegawai yang berpendidikan doktoral 3%, pascasarjana 6%,
sarjana 70%, D3 6%, SLTA 12%, SLTP 3%. Jumlah pegawai sebanyak 34 orang dan 3
tenaga honorer. Dengan tingkat pendidikan demikian, maka dapat dilihat bahwa
sebagian besar pegawai Bepedalda Kota Palembang berpendidikan tinggi.
b.
Struktur organisasi cukup kompleks dan
spesifik
Berdasarkan Perda No 1 Tahun
1999, struktur organisasi pola maksimal sesuai dengan Kepmendagri No 98 Tahun
1996. Dalam peraturan tersebut, struktur organisasi Bapedalda Kota Palembang
terdiri dari
-
Kepala
Badan
-
Wakil
Kepala Badan
-
Sekretaris
-
Bidang
Program
-
Bidang
Pemantauan dan Pengawasan Pencemaran
-
Bidang
Pemulihan Kualitas Lingkungan
-
Unit
Pelayanan Laboratorium, dan
-
Kelompok
Jabatan Fungsional.
c.
Sebagian
Besar Pegawai telah Mengikuti Pendidikan Teknis
Dari total 34 orang pegawai
Bapedalda, sebanyak 20 orang pegawai atau 59% telah mengikuti pendidikan
teknis. Hal ini menunjukkan bahwa sebagaian besar pegawai telah memiliki
sertifikasi pendidikan teknis.
Weakness
a.
Sarana dan prasarana penunjang kurang memadai
Dilihat dari jumlah saran
kantor yang tersedia pada Bapedalda Kota Palembang yang terdiri dari mesin
ketik (4 unit), komputer (3 unit), printer (1 unit), dan telpon (1 unit) masih
belum memadai untuk melaksankan kegiatan administrasi. Selain itu, ketersediaan
kendaraan dinas yaitu 1 unit mobil dan 1 unit motor, belum memadai untuk melakukan
kegiatan operasional. Sedangkan peralatan laboratorium yang tersedia masih
kurang, di mana hanya tersedia 1 unit Water Cheker, 1 unit Sound Level Meter, 1
Spectofoto Meter, dan 1 BOD Inkubator.
b.
Pegawai
yang bersertifikasi teknis tidak merata
Dari keseluruhan jumlah pegawai yang bersifikasi
teknis berjumlah 20 orang, didominasi oleh jenis sertifikasi di bidang amdal
sebanyak 16 orang 47%, pengendalian pencemaran udara berjumlah 3 orang atau 9%,
pengendalian pencemaran air 1 orang atau 3%, tidak ada pegawai yang
bersertifikasi audit lingkungan dan lain-lain.
Opportunity
a.
Partnership dengan pendidikan tinggi
Melalui peran perguruan
tinggi di bidang ilmu terkait berpotensi sebagai partner Bapedalda dalam melakukan kajian lingkungan di wilayah Kota
Palembang. Di mana di wilayah terdapat 26 perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta.
b.
Kemitraan
dengan pendidikan dasar hingga menengah atas
Pada tingkat pendidikan
dasar hingga menengah di Kota Palembang yang terdiri dari 224 Taman
Kanak-Kanak, 714 Sekolah Dasar, 210 SLTP, 121 SMU dan 51 SMK. Dengan
tersedianya beberapa instansi pendidikan tersebut menjadi peluang dalam
melaksanakan misi organisasi dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat tentang pengelolaan lingkungan hidup di Kota Palembang.
c.
Kemitraan
dengan instansi pelayanan kesehatan
Di Kota Palembang terdapat
16 rumah sakit, 36 puskesmas, dan 62 puskesmas pembantu. Dengan tersedianya
fasilitas keehatan tersebut memberikan peluang bagi pelaksanaan misi organisasi
dalam meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pengelolaan
lingkungan hidup di Kota Palembang.
d.
Kemitraan
antar Instansi Pemerintah
Sehubungan dengan visi Bapedalda yaitu pembangunan
berwawasan lingkungan, maka diperlukan kerjasama dengan intansi terkait yang
mengurusi pembangunan (Bapedda) agar RTRW kota Palembang disusun dengan
memperhatikan keadaan lingkungan setempat dan kelestarian lingkungan (Dinas
Kebersihan dan Keindahan Kota) menyediakan fasilitas pembuangan sampah yang
memadai.
Threat
a.
Permasalahan penanganan sampah
Pengelolaan sampah di Kota
Palembang menggunakan teknik sanitary
land fill, di mana teknik ini berpotensi untuk menimbulkan pencemaran bagi
air baik air permukaan maupun air tanah di sekitar land fill. Aktivitas biologi berpotensi menimbulkan zat asam dan
alkohol yang rentan meledak.
b.
Kondisi
demografi yang pesat dan tidak merata
Laju perkembangan penduduk
Kota Palembang sebesar 2,45% per tahun. Selain itu persebaran penduduk tidak
merata, hanya terkonsentrasi pada wilayah Seberang Ulu.
c.
Skala kegiatan industri, bangunan atau
kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran besar
Sebagian besar PDRB Kota
Palembang, sebagian besar di topang dari sekotr industri sebesar 33%, sector
perdagangan, hotel dan restoran sebesar 23,42%, dan trnsportasi dan
telekomunikasi sebesar 15, 54% dan sektor bangunan/konstruksi sebesar 5,39%. Di
mana sektor - sector tersebut penyumbang terbesar dalam pencemaran lingkungan
di Kota Palembang.
d.
RTRW tumpang tindih
Tata guna lahan Kota
Palembang tidak mengacu pada tata ruang yang telah ditetapkan, sehingga
pengembangan pembangunan kota tidak jelas dan sering tumpang tindih akibat
tidak seimbangnya pembangunan Ilir dan Ulu. Perkembangan pemukiman baru di Kota
Palembang berkembang dengan pesat, di mana tidak diikuti dengan perkembangan infrastruktur.
Pengendalian penataan kota dan laju pertumbuhan penduduk tinggi mendorong
berkembangnya kawasan kumuh baru. Di mana terdapat 32 kelurahan dari 103
kelurahan tergolong kumuh.
e.
Kondisi geografis berupa rawa dan sungai
Kondisi geografis Kota Palembang,
di daerah Sebrang Ulu berupa rawa, sedang Seberang Ilir berupa daratan. Di mana
di wilayah Seberang Ilir kepadatan penduduk tinggi. Selain itu juga dataran
rendah yang sejajar dengan level air sungai. Sehingga pada saat hujan dan
pasang terjadi genangan air. Posisi Kota Palembang yang terletak di hilir
sungai musi juga menerima beban pencemaran dari aktivitas di hulu.
f.
Perkembangan
jumlah kendaraan bermotor
Perkembangan jumlah
kendaraan bermotor di Kota Palembang berkembang pesat, sehingga volume jalan
yang ada tidak mencukupi. Selain itu juga menimbulkan kemacetan lalulintas dan
juga pencemaran udara dari polusi kendaraan.
Secara ringkas, hasil analisis SWOT Bapedalda Kota
Palembang yaitu sebagai berikut
Tabel
1
SWOT
Strengh
|
Weakness
|
a.
Tingkat pendidikan SDM tinggi
b.
Struktur organisasi cukup
kompleks dan spesifik
c.
Sebagian Besar Pegawai telah Mengikuti Pendidikan Teknis
|
a.
Sarana dan prasarana penunjang kurang memadai
b.
Pegawai yang bersertifikasi teknis tidak merata
|
Opportunity
|
Threat
|
a.
Partnership dengan pendidikan tinggi
b.
Kemitraan dengan pendidikan dasar hingga menengah atas
c.
Kemitraan dengan instansi pelayanan kesehatan
d.
Kemitraan antar Instansi Pemerintah
|
a.
Permasalahan penanganan sampah
b.
Kondisi demografi yang pesat dan tidak merata
c.
Skala kegiatan industri, bangunan
atau kontruksi, perdagangan, hotel dan restoran besar
d.
RTRW tumpang tindih
e.
Kondisi geografis berupa rawa dan
sungai
f.
Perkembangan jumlah kendaraan bermotor
|
Berdasarkan pada analisis SWOT tersebut, maka dapat
ditarik beberapa isu strategis melalui matrix SWOT. Berikut perumusan isu
strategis melalui matrix SWOT
Tabel 2
Matrix SWOT
Strenght
|
Weakness
|
|
Opportunity
|
STRATEGI SO
1.
Kemitraan
dengan pemberdayaan stakeholder untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
mereduksi pencemaran lingkungan serta sosialisasi dan pembelajaran untuk
merevitalisasi lingkungan
2.
Penggunaan
asisten dalam pengumpulan data, analisis dampak lingkungan dengan mendorong
peran serta perguruan tinggi
3.
Memberikan
diklat teknis tentang lingkungan kepada instansi terkait dan masyarakat
|
STRATEGI WO
1. Kerjasama penggunaan laboratorium dan peralatan uji
tingkat pencemaran lingkungan dengan perguruan tinggi
atau instansi terkait
2. Mengirimkan pegawai pegawai untuk mengikuti diklat
teknis tentang audit lingkungan, pengendalian pencemaran air, udara dan
lainnya
|
Threat
|
STRATEGI ST
1.
Pendampingan terhadap pengolahan sampah dan limbah (penilaian
pengelolaan sampah dan limbah)
2.
Penyusunan AMDAL pada industri dan sector lain sesuai dengan peraturan
3.
Inisiasi standar pendirian pembangunan berwawasan lingkungan
|
STRATEGI WT
1.
Sosialisasi secara
berkesinambungan tentang hidup tanpa mencemari lingkungan dan merusak SDA.
2.
Pencegahan bencana melalui
pendekatan dan mengajak partisipasi masyarakat
|
Litmus
test
Berdasarkan hasil
analisis SWOT, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan identifikasi dan
merumuskan kerangka isu strategis menggunakan Litmus Test sehingga didpatkan isu yang paling strategik (Bryson, 2005).
Adapun litmus test yang dilakukan adalah sebagai berikut.
Tabel 3
Litmus Test
No
|
Isu Strategis
|
Kemitraan dengan pemberdayaan
stakeholder untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mereduksi pencemaran
lingkungan serta sosialisasi dan pembelajaran untuk merevitalisasi lingkungan
|
Apakah
isu-isu tsb terletak pada agenda Kepala Kantor
|
Kapan tantangan/ peluang isu-isu
strategis ada dihadapan anda
|
Seberapa
luas isu itu akan berpengaruh pada instansi anda
|
Berapa banyak resiko keuangan/ peluang
keuangan pada instansi anda
|
Apakah strategi-strategi bagi pemecahan
isu akan memerlukan
|
Pendekatan terbaik untuk pemecahan isu
|
Tingkat
manajemen terendah manakah yang dapat menetapkan bagaimana cara menanggulangi
isu
|
Konsekwensi apakah yang mungkin terjadi
bila isu ini tidak diselesaikan
|
Berapa banyak lembaga lain yang
dipengaruhi oleh isu ini dan harus dilibatkan dalam pemecahan
|
Bagaimana sensivitas isu ini terhadap
nilai-nilai social, politik, religius dan cultural komunitas
|
Skor
|
||||
Pengembangan
sasaran dan program pelayanan baru
|
Perubahan yang signifikan dalam sumber/
jumlah pajak
|
Perubahan yang signifikan dalam
ketetapan/ peraturan Pemda
|
Penambahan/ modifikasi fasilitas utama
|
Penambahan staff yang signifikan
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
16
|
17
|
18
|
Strategi SO
|
|||||||||||||||||
1
|
Kemitraan dengan
pendidikan dasar dan menengah serta instansi kesehatan dengan sosialisasi dan
pembelajaran
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
1
|
3
|
3
|
2
|
3
|
3
|
3
|
41
|
2
|
Penggunaan asisten
dalam pengumpulan data, analisis dampak lingkungan dengan mendorong peran
serta perguruan tinggi
|
1
|
1
|
1
|
3
|
2
|
1
|
3
|
1
|
1
|
1
|
3
|
3
|
1
|
2
|
1
|
25
|
3
|
Memberikan diklat
teknis tentang lingkungan kepada instansi terkait dan masyarakat
|
3
|
3
|
1
|
3
|
3
|
3
|
3
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
3
|
3
|
3
|
35
|
STRATEGI WO
|
|||||||||||||||||
4
|
Kerjasama penggunaan laboratorium dan
peralatan uji tingkat pencemaran lingkungan dengan perguruan tinggi atau
instansi terkait
|
1
|
1
|
3
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
3
|
2
|
3
|
2
|
1
|
26
|
5
|
Mengirimkan pegawai pegawai untuk
mengikuti diklat teknis tentang audit lingkungan, pengendalian pencemaran
air, udara dan lainnya
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
1
|
3
|
3
|
3
|
1
|
1
|
2
|
3
|
3
|
3
|
38
|
STRATEGI ST
|
|||||||||||||||||
6
|
Pendampingan terhadap pengolahan sampah
dan limbah (penilaian pengelolaan sampah dan limbah)
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
3
|
1
|
3
|
1
|
1
|
3
|
2
|
1
|
2
|
2
|
29
|
7
|
Sosialisasi pengelolaan limbah yang
lebih ramah lingkungan
|
3
|
2
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
3
|
30
|
8
|
Inisiasi
standar pendirian pembangunan berwawasan lingkungan
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
3
|
2
|
1
|
3
|
29
|
STRATEGI WT
|
|||||||||||||||||
9
|
Sosialisasi secara berkesinambungan
tentang hidup tanpa mencemari lingkungan dan merusak SDA.
|
3
|
3
|
2
|
1
|
3
|
1
|
3
|
1
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
29
|
10
|
Pencegahan bencana melalui pendekatan
dan mengajak partisipasi masyarakat
|
3
|
1
|
2
|
3
|
2
|
1
|
2
|
3
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3
|
36
|
Isu Strategis
Isu yang paling
strategis dari (Strength – Opportunities) adalah kemitraan dengan pendidikan
dasar – Menegah dengan sosialisasi dan pembelajaran. Isu yang paling strategis
dari (Weakness-Opportunities) adalah mengirimkan pegawai untuk diklat teknis
tentang audit lingkungan, pengendalian air, udara, dan lainnya.
Dalam penyusunan strategi yang dilakukan adalah menyusun
4 strategi yang merupakan kombinasi dari keempat kekuatan strategis dari BKD
tersebut yaitu :
- Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang guna mencapai misi (strategi SO).
- Strategi untuk menggunakan kekuatan guna mengatasi ancaman dalam mencapai misi (strategi ST).
- Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang guna mencapai misi (strategi WO).
- Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman guna mencapai misi (strategi WT).
Berdasarkan pada hasil analisis terhadap beberapa isu strategis, maka
dapat dirumuskan beberapa isu paling strategi berikut
- Kemitraan dengan pemberdayaan stakeholder untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan mereduksi pencemaran lingkungan serta sosialisasi dan pembelajaran untuk merevitalisasi lingkungan. (SO1). Diketahui dari Litmus Test secara skor maka terpilih lah S-O 1 sebagai Isu Strategis sebagai pilihan dengan skor ( 41 ). Strategi ini juga didukung karena potensi SDM (Sumber Daya Manusia) dalam Bapedalda dapat melakukan networking dengan stakeholder lain dan pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan tentang isu lingkungan untuk sustainability development.
- Mengirimkan pegawai untuk mengikuti diklat teknis tentang audit lingkungan, pengendalian pencemaran air, udara dan lainnya. (WO2) dalam Litmus Test secara skor maka terpilih lah S-O 1 sebagai Isu Strategis sebagai pilihan dengan skor ( 39 ). Strategi Ini dilakukan dikarnakan kurangnya sertifikasi pegawai dan banyak masalah pecemaran air, udara, dan lainnya maka sangat diperlukan strategi ini.
Strategi yang dilakukan
terkait dengan isu strategis
Kemitraan
dengan pemberdayaan stakeholder untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan
mereduksi pencemaran lingkungan serta sosialisasi dan pembelajaran untuk
merevitalisasi lingkungan oleh Bapedalda yaitu
- Menyusun program kerja yang memberdayakan masyarakat serta kerjasama dengan dinas kehutanan terutama dalam revitalisasi lingkungan, salah satunya dengan program penanaman satu juta pohon dengan indikator jumlah luas lahan penyerapan air sekitar 34% .
- Pemberian izin industri yang diimbangi dengan kontribusi yang bersifat mengikat terkait dengan pengembalian fungsi lingkungan.
- Pembangunan sarana sanitasi bekerja sama dengan dinas PU dan investor dengan pembuatan folder penyerapan dan penampungan air terutama di daerah yang memiliki intensitas banjir sangat tinggi.
- Pemeliharaan bantaran sungai dengan menjalin kemitraan bersama stakeholder terutama yang bergerak dalam bidang pertanian.
Adapun
strategi untuk Mengirimkan pegawai untuk mengikuti
diklat teknis tentang audit lingkungan, pengendalian pencemaran air, udara dan
lainnya. yaitu
- Mencermati kebutuhan yang paling fundamental dan paling berguna untuk saat ini.
- Mengirimkan pegawai untuk mengikuti sertifikasi teknis tentang audit lingkungan, pengendalian pencemaran air, udara dan lainnya.
- Mengevaluasi pegawai yang telah melakukan sertifikasi
- Uji teknis kemampuan pegawai di lapangan dengan melakukan audit lingkungan, pengendalian pencemaran air, udara dan lainnya.
Refferensi :
Bryson, John M. 2005. Creating and
Implementing Your Strategic Plan. San Fransisco : Jossey Bass.
blh.palembang.go.id
Komentar